cup of coffee, glass of water

When things are not going the way you hope it would be, it surely felt demotivated.

Then you would say to yourself various, random things just to bring yourself away from the real issue. Or in your words: being positive. Husnuzon.

While the fact is: THIS ISN’T EASY

As of now you just hope you can write random things. A poem, a short story, a novel, be whatever you wanna be but this.

You fingers moving slowly on the keyboard, typing words by words while your eyes are on the screen. It’s so quiet; you are alone. The only sound you hear is the sound from the table fan. You could smell the hot coffee which is just a palm reach. Your brain started to wander around.... travelling various part of the world.. imaging beautiful things and scenery....

Then you suddenly stop.

Oh you are still in your own room. Not going anywhere. And you are still a medical student. Who is upset about things. 

The cursor blinking on the screen but you could not care less.

You take a deep breath….. and let it out slowly.

And you see a cup of hot coffee,  WHICH IS HALF FULL. then you already knew what you should do:

FILL IT THE REST OF THE WAY

p/s: Truth is, that “YOU ” is actually “ME”

dilupakan?

ps- sambungan this is my story dalam post akan datang. Kali ini kita bicara tentang post ini..

Bila seorang kawan sudah lama tidak bertegur sapa dengan saya, saya selalu berfikir seolah-olah saya ini selalu berada di pinggiran. Macam rumput di tepi jalan. Sebab sudah banyak kali saya melalui perkara ini. Saya seolah-olah satu perlabuhan orang menumpang kasih dalam erti kata persahabatan. Dan saya tetap saya, menerima mereka dengan hati terbuka meskipun akhirnya saya tahu saya masih akan ditinggal di pelabuhan itu, menuggu ‘pelaut’ lain berlabuh. Sesungguhnya tidaklah saya tahu dimanakah silap saya setiap kali hal ini berlaku..

Itulah apa yg terjadi sebelum dan sebelum-sebelumnya. Sehinggalah beberapa hari lepas. Tiba-tiba seorang kawan kembali menegur saya setelah sekian lama menyepi. (Saya gunakan "ku" kerana lebih sesuai pengunaannya selepas ini)

“ingatkan dah tak sudi kawan..” kataku lirih bersahaja

“kenapa kata macam tu pulak? Why are u always thinking about yourself negatively?” balasnya keras.

“selalunya macam tulah..most people, itulah yg mereka buat.. macam habis madu sepah dibuang pulak.. hehehe” tawaku hambar dengan peribahasa yg macam tak kena je.

“huh? Itu most people. I am not one of them. Kenapa pulak nak buat macam tu.. kawan tetap kawan!” balasnya lagi, tegas.

Saya Cuma tersenyum. Perasaan bercampur-baur. Terharu, gembira, sedih.. syukur kerana masih ada yg menghargai diri ini sebagai sahabat!

Moga Allah pelihara kami dalam kebaikan.. ya Allah peliharalah persahabatan ini.. amin~